© 2024 — OSIS/PK Bhawikarsu
This website uses cookies to improve your experience. By accessing this website you consent to the use of cookies.
MALANG – Semakin menghitung hari, euforia Honda Development Basketball League (DBL) East Java South Region 2019 bertambah memanas. Menginjak minggu kedua (04/09/19), gelora ajang kompetisi bola basket terbesar se- Indonesia itu tetap konsisten memecahkan gejolak keheningan di GOR Bimasakti, Sukun, Kota Malang.
Tidak mau kalah dengan basket maupun supporter, keberadaan UBS Gold Dance Competition pun turut menjadi daya tarik tersendiri bagi antusiasme audiens yang siap menjadi saksi kemegahan performa dari sudut - sudut tribun Bima Sakti. Sudah lumrah memang kehadiran para dancer pada setiap fase istirahat laga merupakan showmanship yang selalu ditunggu – tunggu.
Bhawikarsu Best Dancer (BBD) merupakan salah satu ekstrakurikuler SMA Negeri 3 Malang yang kembali mengawali kiprahnya pada Honda DBL 2019. Tampil di tengah kuarter panas antar tim putri SMA Negeri 3 Malang dengan SMA Negeri 1 Bangil, BBD sekali lagi ingin membuktikan bahwa kehadiran mereka layak diperhitungkan sebagai salah satu tim andalan dalam kompetisi.
Menariknya dalam UBS Gold Dance Competition, BBD sekali lagi berkolaborasi bersama personil non ekskul dengan membuka recruitment melalui tahap seleksi yang kompetitif bagi seluruh Pejuang Bhawikarsu. Mencetak para freshman dancer dalam ajang Honda DBL 2019 tentu merupakan tantangan tersendiri dari segi kualitas dan profesionalitas yang tidak bisa dianggap remeh.
“Untuk tim BBDpendamping putri sendiri bukan berasal dari anak ekstrakurikuler BBD asli. Sebaliknya, kami dipilih melalui proses audisi dan seleksi dari perwakilan setiap kelas sehingga dapat membentuk formasi tim dance seperti ini,” ungkap Mirzha Alamsyah Muda, perwakilan dari tim dance pendamping putri SMA Negeri 3 Malang.
Mengenai perjuangan sebagai freshman dancer Honda DBL 2019 yang harus menampilkan performa andalan khas Bhawikarsu, lelaki yang akrab disapa Mirzha ini mengakui bahwa timnya sempat mengalami shock karena koreografi yang ekstrem serta latihan fisik di luar ekspektasi yang harus sesuai dengan standar ekskul dance sebenarnya.
“Awalnya memang berat karena banyak atraksi serta basic dance yang harus sesuai standar level seorang dancer, tapi lama kelamaan kami jadi terbiasa sehingga juga bisa ikut menyeimbangkan kemampuan dari tim asli BBD juga.”
Mirzha pun menambahkan bahwa timnya sendiri menjadikan performa pertama mereka di Honda DBL 2019 sebagai tolak ukur terbaik bagi setiap butir keringat yang telah dicurahkan. Lebih lanjut, ia berekspektasi agar juri dapat kembali menjatuhkan pilihan terbaik mereka kepada Bhawikarsu tahun ini.
Written By: Rike Andrias