© 2024 — OSIS/PK Bhawikarsu
This website uses cookies to improve your experience. By accessing this website you consent to the use of cookies.
Setiap tanggal 1 Oktober masyarakat Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila.Peringatan Upacara Hari Kesaktian Pancasila merupakan momen peringatan peristiwa bersejarah perjalanan bangsa Indonesia yang berusaha mengganti ideologi pancasila dengan paham komunis oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) serta mengenang gugurnya para pahlawanrevolusi akibat kekejaman PKI pada tahun 1965.
Demikian juga SMAN 3 Malang yang memperingati hari Kesaktian Pancasia secara virtual, sehubungan dengan situasi pandemi COVID-19. Acara dimulai pukul 07.00 WIB melalui live zoom dan juga disiarkan melalui youtube account SMA Negeri 3 Malang yang dapat diakses melalui link https://youtu.be/0ASZrBQb1kw. Acara peringatan hari Kesaktian Pancasila Bhawikarsu ini dibawakan oleh Ibu Rike Andrias sebagai moderator dan Bapak Ahmadillah yang juga keduanya merupakan guru sejarah SMA Negeri 3 Malang. Rangkaian acara dimulai dengan pejuang bhawikarsu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya kemudian dilanjutkan dengan pidato dari Bapak Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia serta tidak lupa pelafalan pancasila.
Dalam kegiatan ini, materi yang disampaikan sangat menarik dan informatif, tentunya seputar sejarah hari kesaktian pancasila yang memiliki kaitan erat dengan peristiwa G30S PKI. Materi yang disampaikan antara lain mengenai pemahaman arti komunisme, kaitan antara hari Kesaktian Pancasila dan peristiwa G30S PKI, pahlawan yang gugur saat peristiwa G30S PKI, dan dan juga pelajaran yang bisa kita ambil dari peristiwa sejarah.
"Sebagai generasi muda yang harus dilakukan sekarang ataupun masa yang akan datang adalah bagaimana kita bisa mengambil hikmah dari hari kesaktian pancasila ini. Oleh karena itu sudah seharusnya kita mengaktualisasi nilai-nilai pancasila, tidak hanya menjadi hafalan pada saat upacara tetapi yang lebih penting adalah bagaimana kita mengaktualisasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari," ungkap Pak Ahmadillah.
"Dengan belajar sejarah, kita bisa mengambil hikmahnya, meninggalkan hal-hal yang buruk dan mengambil sisi baiknya untuk langkah kini di masa sekarang dan juga masa mendatang," Ibu Rike menambahkan.