© 2024 — OSIS/PK Bhawikarsu
This website uses cookies to improve your experience. By accessing this website you consent to the use of cookies.
Harlah Pancasila 2023; Bhawikarsu Peringati 78 Tahun Lahirnya Dasar Negara Indonesia
1 Juni 1945 adalah hari pertama Pancasila tercetus oleh Presiden pertama Indonesia, Bapak Ir. Soekarno. Dan kini, telah 78 tahun dasar negara tersebut tetap di jadikan landasan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Untuk memperingati salah satu hari bersejarah ini, warga SMA Negeri 3 Malang mengadakan upacara bendera. Tema untuk kegiatan peringatan Hari Lahir Pancasila kali ini adalah “Gotong Royong Membangun Peradaban dan Pertumbuhan Global”. Selain itu, salah satu hari besar nasional ini juga memiliki tagline, yakni “Aktualisasi Pancasila, Energi Pertumbuhan Indonesia”.
Bertempat di Lapangan SMA Negeri 3 Malang, seluruh pejuang bhawikarsu telah berkumpul sejak pukul 06.45 WIB. Selain pejuang bhawikarsu, Bapak, Ibu Guru serta Karyawan dan juga Bapak Ibu praktikan PPL PPG dari Universitas Negeri Malang juga turut memperingari hari besar ini. Selain memperingati hari lahir Pancasila, upacara kali ini juga dilakukan untuk menanamkan pesan-pesan idealise akan pentingnya dasar negara Indonesia serta sebagai usaha membertahankan nilai-nilai Pancasila dalam pemahaan serta tindakan nyata di jiwa dan raga para pejuang bhawikarsu.
Berdasar pada tema yang diputuskan pada Surat Edaran Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Nomor 1 Tahun 2023 Tentang Pedoman Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2023, Ibu Hj. Asri Widiapsari, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Malang sekaligus pembina upacara pada kegiatan kali ini memberikan pemahaman akan pentingnya Pancasila dan pesan-pesan kepada seluruh warga SMA Negeri 3 Malang. “Tidak hanya hapal Pancasila tapi kita juga harus memahami serta menerapkan esensi yang ada dalam Pancasila itu sendiri,” ujar Ibu Asri. Selain itu, beliau juga memberikan pesan kepada para pejuang bhawikarsu untuk lebih kritis dan solutif untuk menyambut pertumbuhan global yang lebih pesat. Untuk menciptakan generasi yang kritis tersebut, tidak lepas dari para pendidik yang harus memberikan fasilitas kepada siswanya dalam belajar. Dengan kondisi demikian, akan mewujudkan semangat gotong royong dalam lingkungan pendidikan yang merdeka dan berlandaskan Pancasila.
Bravo? Bhawikarsu!!!
(ditulis oleh mea)