© 2024 — OSIS/PK Bhawikarsu

This website uses cookies to improve your experience. By accessing this website you consent to the use of cookies.

Smanti BlogBimtek Kesertaraan Budaya dan Agama Melalui PMM: Perkuat Kualitas Pendidikan di SMA Negeri 3 Malang30 April 2024, pendidik dan tenaga kependidikan SMA Negeri 3 Malang berkumpul dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek).Bimtek Kesertaraan Budaya dan Agama Melalui PMM: Perkuat Kualitas Pendidikan di SMA Negeri 3 Malang

Bimtek Kesertaraan Budaya dan Agama Melalui PMM: Perkuat Kualitas Pendidikan di SMA Negeri 3 Malang

30 April 2024, pendidik dan tenaga kependidikan SMA Negeri 3 Malang berkumpul dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek). Kali ini, fokusnya adalah pada Kesertaraan Budaya dan Agama, sebuah langkah signifikan dalam memperkuat keberagaman dan toleransi di lingkungan sekolah.

Platform Merdeka Mengajar (PMM) telah menjadi tonggak penting bagi guru-guru di seluruh Indonesia. Dengan memfasilitasi akses ke sumber daya pendidikan, pelatihan, dan kolaborasi antar-guru, PMM memainkan peran kunci dalam meningkatkan kualitas pengajaran. Bagi guru, PMM bukan hanya sekadar platform digital biasa. Ini adalah tempat di mana mereka dapat terus belajar, berbagi pengalaman, dan mengakses materi-materi terbaru untuk meningkatkan kemampuan mengajar mereka.

Pada Bimtek ini, kegiatan dimulai dengan pemaparan dari narasumber utama, Ibu Naning Fatmawati, S.Pd, M.Pd. Dalam sesi yang berlangsung dari pukul 13.00 hingga 16.15 WIB di Area VEDC Malang, Ibu Naning membawakan topik yang sangat relevan: Wawasan Kebhinekaan Global dan Pelatihan Mandiri PMM. Melalui presentasinya, Ibu Naning membahas secara komprehensif tentang beragam aspek kebhinekaan, mulai dari konteks global hingga realitas yang lebih lokal di Indonesia.

Terdapat lima topik utama yang disampaikan oleh Ibu Naning, yakni Kebhinekaan Global yang membahas tentang pemahaman tentang keragaman budaya, agama, dan nilai-nilai di tingkat global, serta pentingnya keselarasan dalam masyarakat yang semakin terhubung secara global. Topik kedua adalah Kebhinekaan Indonesia, yakni tentang penekanan pada kekayaan budaya dan agama di Indonesia, serta pentingnya menjaga harmoni antarberbagai etnis, agama, dan kepercayaan. Topik ketiga adalah Berdamai dengan Diri, yakni materi yang lebih menekankan pada cara menggali konsep-konsep diri dan introspeksi, agar setiap individu dapat menjadi agen perdamaian dalam lingkungan sekolah dan masyarakat. Topik keempat adalah Keragaman di Sekolah yang menyoroti pentingnya inklusi dan penerimaan terhadap perbedaan di lingkungan pendidikan, serta peran guru dalam menciptakan lingkungan yang inklusif. Dan, topik kelima adalah Menuju Sekolah Damai yang menekankan pada langkah-langkah praktis yang dapat diambil oleh sekolah dan guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, damai, dan inklusif.

Setelah pemaparan dari narasumber, kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi kelompok, di mana peserta berkolaborasi untuk merancang projek-projek yang dapat diterapkan dalam konteks sekolah mereka. Projek-projek ini mencakup berbagai inisiatif, mulai dari acara kebhinekaan hingga pembelajaran interaktif yang mempromosikan toleransi dan pemahaman antarbudaya.

Mengakhiri kegiatan, peserta diberi harapan bahwa Bimtek seperti ini akan menjadi langganan di masa depan. Dengan memperkuat kesadaran akan kebhinekaan dan keterampilan dalam memfasilitasi dialog antaragama dan budaya, guru-guru serta tenaga kependidikan SMA Negeri 3 Malang bertekad untuk menjadi agen perubahan yang positif dalam masyarakat yang semakin beragam ini. Dengan demikian, mereka dapat terus mendukung pertumbuhan dan perkembangan siswa-siswa mereka sebagai warga negara yang berbudaya dan toleran.

Bravo? Bhawikarsu!!!

(ditulis oleh admin-bag.humas)